Diberdayakan oleh Blogger.

Catcalling dan Hubungannya dengan Pakaian yang Dipakai

Source: Google
“Beauty provokes harassment, the law says, but it looks through men's eyes when deciding what provokes it.” ― Naomi Wolf

Buat yang cewek-cewek, pernah ga sih lagi jalan terus disuit-suitin orang? Atau dipanggil "cewek, mau kemana nih?"
Kayanya hampir semua cewek pernah diginiin ya. Risih banget ga sih? Padahal baju yang dipake bukan yang 'mengundang' cuit-cuitan.

Sekedar sharing, gue pun pernah mengalami catcalling ini. Dulu pas belom berhijab, gue beberapa kali mengalami cuit-cuit ini. Contohnya, gue lagi jalan dari sebuah coffee shop di kawasan Duren Sawit ke minimarket deket situ. Ketika gue ngelewatin jalan yang saat itu banyak abang-abang lagi nongkrong, ada yang manggil "Neng, mau kemana? Sini abang anterin aja." Dan sebagainya.
Oke, buat gue itu ganggu banget. Gue sampe sempet mikir "emang baju gue 'ngundang' ya? Apa baju gue terlalu terbuka?"

FYI, gue pake baju yang biasa aja. Gue pake jeans dan blus yang biasa aja. Kalo diperhatiin mah, ga ada unsur 'mengundang' atau 'terbuka' sama sekali. Ya kali gue pake baju terbuka tapi naik motor dari Depok-Rawamangun-Duren Sawit-Depok.

Setelah gue berhijab, gue pikir catcalling ini akan berhenti or at least berkurang. Nyatanya ngga. Contohnya, waktu itu gue lagi jalan dari GOR Velodrome ke Mall Arion siang hari. Kondisi trotoar di situ waktu itu emang rame banyak abang-abang nongkrong (lagi). Saat gue lewatin mereka, tau-tau "assalamualaikum, ukhti. Mau kemana? Abang anterin yuk, ukhti." Gue diem aja dan tetep jalan, dengan harapan mereka akan diem. Taunya ditambahin, "disalamin kok ga dijawab sih ukhti? Dosa loh ga jawab salam."

Sekali lagi gue bertanya, apa baju gue terlalu 'mengundang'? Wait, 'mengundang' dari mana kah pakaian gue ketika gue pake rok panjang nan lebar, kaos lengan panjang longgar, dan hijab instan yang juga panjang berkibar?

Ganggu banget ga sih? Buat gue semakin ganggu karena mereka mengucapkan salam which means that harusnya dijawab. Tapi buat gue, catcalling itu aja udah kurang ajar, ditambah lagi pake salam segala dengan alasan "kalo ga dijawab dosa" ya makin kurang ajar. That's degrading women and religion.

Mungkin ada beberapa orang yang pernah denger omongan "ah, dia aja yang pake baju kebuka-buka. Bajunya aja ngundang buat diapa-apain."

WOW.

Gue cuma bisa bilang WOW pada omongan itu. Kembali ke contoh kedua yang gue kasih di atas, dengan gue memakai baju yang gue deskripsiin. Does it means that I'm asking to be catcalled?

Dengan segala hormat, rasanya pengen gue gampar orang-orang yang ngomong kaya gitu. I don't ask for that. Begitu juga perempuan-perempuan lain yang menjadi korban catcalling. We're not asking to be catcalled. Begitu juga dengan perempuan-perempuan (maaf) korban pelecehan seksual atau pemerkosaan. No, sweetheart. Nobody's asking to be catcalled, sexually harassed or raped.

Lalu apa yang salah? Yang salah bukan pakaian yang dikenakan oleh perempuan. Tapi pola pikir bahwa perempuan adalah pemuas hasrat laki-laki. Gue mungkin ga bisa menyalahkan patriarki. Tapi bukan berarti perempuan bisa direndahkan dengan catcalling. Belajarlah menghargai perempuan. Karena perempuan bukan properti untuk dimiliki dan diperlakukan seenaknya.

You May Also Like

0 komentar