Diberdayakan oleh Blogger.

Being Grateful

Q.S. 55:13


It's 2018 already! A new year, a new hope, a new beginning.


Mungkin di tahun yang baru ini banyak yang membuat wishlist. Isinya tentu apa aja yang ingin dicapai di tahun yang baru ini. It's like setting your goal for self-upgrade.

Pernahkah terpikir untuk membuat 2017 gratitude list? Isinya adalah hal-hal yang telah dicapai di tahun sebelumnya. Buat gue, gratitude list ini gunanya sebagai pengingat bahwa Tuhan ga pernah lupa untuk memberkahi hambanya. Anjay gaya-gayaan gitu sih bahasa gue.

No, seriously. This gratitude list is simple, yet it is a great reminder. This list is inspired by Mbak Eka Situmorang, yang udah lebih dulu buat gratitude list di blognya. So, here is mine.

1. Lulus
Setelah 4 tahun kuliah, akhirnya gue lulus di tahun 2017. Tepat waktu, alhamdulilah. Walaupun pas skripsi penuh drama dan air mata sih. Tiba-tiba deadline sidang baru tau H-7, sedangkan bab 4 baru outline sebanyak satu halaman. Jadilah seminggu itu begadang dan mengisolasi diri di kamar. Cuma tidur 2 jam sehari, minum kopi kaya minum air putih. Dengan segala drama, air mata, dan kantung mata, akhirnya tanggal 10 Agustus 2017 gue dinyatakan lulus ujian sidang. Dan gue diwisuda tanggal 20 September 2017. Bersyukur? Sangat. Di tahun 2017 ini gue udah menyelesaikan tanggung jawab gue sebagai anak, individu, dan mahasiswa. Yay!

2. Kerja
Setelah lulus, ternyata dramanya lanjut. Mencari kerja itu susah ternyata. Padahal udah ada aplikasi kaya LinkedIn dan Jobstreet, tapi itu ga menjamin juga sih. Sampai akhirnya gue diterima kerja di firma konsultan manajemen berbasis di Amerika terhitung tanggal 20 November 2017 (cerita selengkapnya mengenai job hunting ada di http://wordscontestation.blogspot.co.id/2017/11/swasta-atau-pns-kegalauan-fresh-graduate.html). Rasanya kerja di perusahaan ini enak banget hahaha. I like the working environment, I like the job, and I like the salary (it will be a big big big lie if I say no). Gue sangat bersyukur hanya menganggur selama 2 bulan terhitung dari tanggal wisuda dan gue juga sangat bersyukur dapet pekerjaan yang sesuai dengan latar belakang pendidikan gue.

4. Keluarga
Tahun 2017 menjadi tahun yang penuh ujian buat gue. Dimulai dari skripsian terkadang harus disambi gendong keponakan yang maunya nempel sama tantenya ini. Terus drama skripsi yang melanda setiap hari yang bikin gue stress, capek ga karuan, kurang tidur, dsb. Keluarga gue sangat support gue selama proses skripsi. Pulang bimbingan udah malem, capek dan laper, dipijetin mama. Nangis-nangis selama proses skripsi, lagi-lagi ada mama. Printer rusak, dibenerin papa. Keabisan uang buat benerin printer, print, jilid, fotokopi skripsi, ada kakak-kakak gue yang selalu standby dengan support moral dan materialnya. Suntuk skripsian, ada keponakan 4 biji yang selalu bikin seneng (ga juga sih. Stress juga kalo mau skripsian mereka lagi pada teriak-teriak rebutan mainan). Ujian sidang ditungguin kakak pertama karena mama ga bisa dateng sampe difotoin mulu pas sebelum dan saat sidang buat live report. Intinya, every single member of my family support me terutama di saat lagi down banget. Ga memaksa gue lulus 4 tahun, tapi selalu percaya gue bisa lulus tepat waktu. And I did, thanks to them.

5. Teman
Gue kuliah selama 4 tahun dengan orang-orang yang sama karena sistem kelas tetap. 16 orang berkelakuan binal nan usil. Biasanya gue main bertiga, dengan 2 cewek berotak sesendok nyam-nyam. Kami menganggap diri kami adalah Calon Istri Solehah. Ya udah sih aminin aja beneran solehah. Mereka ibaratnya suppport system gue. Mereka ada ketika gue lagi broken hearted soal mantan, ada masalah apa-apa, dilabrak orang ga jelas, dsb. Dan gue ga begitu deket sama yang lain. Ya gitu deh biasa kubu-kubuan. Lucunya, di tahun 2017 ini gue berekspansi ke grup lain di kelas gue. Berawal dari di BEM fakultas, gue deket sama 1 orang. Terus di gym, nambah 1 orang lagi. Di legislatif jurusan, nambah 1 orang lagi, dan dari mereka jadi nambah 2 orang lagi. Jadilah gue juga tergabung dalam grup Ngomong Baik-baik. Ya isinya kami julid sih hahaha. Tapi mereka juga membantu proses skripsi gue, selain karena gue satu grup bimbingan dengan 3 orang di antara mereka. Kami saling kasih feedback untuk skripsi. Nongkrong di roti bakar bea cukai kalo abis bimbingan. Kedua grup ini yang sampe sekarang jadi orang-orang terdekat gue untuk main, belajar, julid, ataupun sekedar share meme. Rezeki datang dalam bentuk apa aja, termasuk teman yang baik.

6. Hijrah
(Selengkapnya bisa dibaca di http://wordscontestation.blogspot.co.id/2017/05/cerita-tentang-hijrah.html). Inilah turning point dalam hidup gue. Tanggal 2 Mei 2017, sehari sebelum berusia 22 tahun, gue memutuskan untuk berhijab. Alhamdulilah keluarga dan teman semua mendukung. Walaupun banyak teman yang kaget (mungkin) dengan keputusan gue. Jangankan mereka deh. Gue bahkan selama 2 minggu pertama suka mikir "ini gue bukan sih?" setiap kali ngaca setelah pake hijab. Ternyata proses istiqomah itu sulit dan berat. Sampai detik ini pun gue masih berusaha istiqomah. Yang paling sulit adalah hijrah sikap dan akhlak. Satu hal yang gue pahami sekarang adalah kalo udah berhijab, nanti hatinya jadi 'ikut' berhijab. Karena akan ada pemikiran "gue udah pake hijab masa kelakuannya gini sih?". Dan yang gue yakinin secara pasti, hijrah itu nikmat.

Yup, itu lah 6 hal terbesar yang terjadi di tahun 2017 buat gue. 6 hal major dan banyak banget hal-hal kecil yang mungkin ga gue masukin di 2017 gratitude list gue, tapi tentu jadi pengingat untuk selalu bersyukur.

So which of the favors of your Lord would you deny?

You May Also Like

0 komentar